Sabtu, 31 Maret 2012

BATANG


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Tujuan
1.      Mengetahui perbedaan tumbuhan yang memiliki batang dan yang tidak berbatang.
2.      Mengetahui bentuk-bentuk batang.

1.2  Dasar Teori
Batang (caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
  1. Pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
  2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
  3. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
  4. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atu ranting-ranting kecil.
  6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Sebagai bagian tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :
  1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga dan buah.
  2. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
  3. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
  4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan:
  1. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.
  2. Tumbuhan yang jelas berbatang.
Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut:
1.      Batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulaca oleracea L.).
2.      Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh pohon: mangga (Mangifera indica L.), semak: sidaguri (Sida rhombifolia L.).
3.      Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan rumput (Gramineae) pada umumnya.
4.      Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae) lainnya.

Bentuk Batang
Tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya. Dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain:
  1. Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
  2. Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan:
-    Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
-    Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah
  1. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
-          Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.),
-          Kladodia (Cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).

Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:
  1. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),
  2. Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.),
  3. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Cereus peruvianus (L.) Haw.
  4. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.).

Selain dari itu permukaan batang dapat pula :
  1. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.),
  2. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp),
  3. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.),
  4. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.), keluwih (Artocarpus comunis Forst.),
  5. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.),
  6. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron L.).

Arah Tumbuh Batang
Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:
  1. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),
  2. Menggantung (dependens, pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
  3. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
  4. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.).
  5. Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
  6. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
  7. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, misalnya dengan:
-          Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
-          Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
-          Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
-          Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
-          Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.),
-          Duri, misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea spectabilis Willd.),
-          Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.),
-          Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).

  1. Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang :
-          Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.),
-          Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama dengan arah gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang akan selalu di sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst.).

Percabangan Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays L.). Umumnya batang memperlihatkan percabangan, entah banyak entah sedikit.
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3 macam cara percabangan, yaitu:
1.      Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
2.      Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras zapota L.),
3.      Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke).
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan (ramus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:
  1. Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan suatutumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam:
    1. Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.) dan arbe (Fragraria vesca L.),
    2. Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.), kentang (Solanum tuberosum L.).
  2. Wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan pohon coklat (Theobroma cacao L.),
  3. Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril),
  4. Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur (fertil).

Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang  menjadi berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut:
  1. Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi (Coffea sp.),
  2. Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
  3. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang lebih 900C, misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.),
  4. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
  5. Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix.
 Mengenai soal batang, selain yang telah diuraikan di muka, ada bermacam-macam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang di dalam tanah, yang dapat merupakan suatu alat untuk menahan kala yang buruk. Tumbuhan yang mempunyai batang yang demikian itu, dalam musim buruk, misalnya di daerah panas dalam musim kering (di daerah iklim sedang dalam musim dingin), bagian yang di atas tanah seringkali mati, tetapi bagian yang dalam tanah tetap hidup, dan jika musim baik telah tiba, akan bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalam tanah yang berguna untuk mengarungi kala yang buruk itu disebut caudex, terdapat misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L.), klembak (Rheum officinale B.).
Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat diketahui bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena kalau batang mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhan seringkali dibeda-bedakan menurut panjang atau pendek umurnya, yaitu dalam:
1.      Tumbuhan annual (annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak dapat mencapai umur setahun. Dalam golongan ini termasuk bermacam-macam tanaman yang di dunia pertanian terkenal sebagai tanaman palawija, missal jagung (Zea mays L.), kedele (Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dll. Untuk menunjukkan sifat ini, dalam buku-buku pelajaran dicantumkan tanda dibelakang nama tumbuhannya.
2.      Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk  hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerluikan waktu dua tahun. Sifat ini sering di tunjukkan dengan tanda , misalnya biet (Beta vulgaris L.), digitalis (Digitalis purpurea L.).
3.      Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga bmati, bahkan ada yang yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon dan semak-semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus, sedang untuk tanda terna (herba) yang berumur panjang, sifat ini ditunjukkan denan tanda planet Jupiter, yaitu tanda X. Terna yang berumur panjang biasanya mempuyai bagian di bawah tanah yang selalu hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah yang selalu hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya: empon-empon (Zingiberaceae).





























BAB II
METODE KERJA


                                    Waktu dan Tempat
- Waktu : Rabu, 5 April 2006, pukul: 11.00-13.00
- Tempal : Laboratorium Fisiologi

2.2.1 Alat
1. Buku dan peralatan tulis untuk mencatat dan menggambar hasil  pengamatan.
2. Pisau atau cutter untuk memotong batang.

2.2.2 Bahan
1. Batang Sawi (Brassica juncea)
2. Batang Bakung (Hymenocalis littoralis)
3. Batang Jagung (Zea mays)
4. Batang Bayam (Amaranthus hybridus)
5. Batang Bawang merah (Allium cepa)
6. Batang Akasia (Accacia mangium)
7. Batang Markisa (Possiflora quadrangularis)
8. Batang Rumput Teki (Cyperus rotundus)
9. Batang Kaktus pipih (Opuntia vulgaris Mill)
10. Batang Uwi (Dioscoera allata)

                                    Cara Kerja
- Digambar masing-masing bentuk batang dari bahan praktikum yang telah dibawa.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.1.1 Objek : Sawi (Brassica juncea)
Keterangan :
  1. Batang
  2. Tangkai daun
  3. Daun (folium)
 


3.1.2 Objek : Bakung (Hymenocalis littoralis)




Keterangan :
  1. Batang
  2. Sisik
  3. Kuncup utama
  4. Akar serabut
 









3.1.3 Objek : Jagung (Zea mays)
Keterangan :
  1. Daun
  2. Internodus
  3. Nodus
  4. Bentuk batang
 


3.1.4 Objek : Bayam (Amaranthus hybridus)
Keterangan :
  1. Nodus
  2. Internodus
  3. Folium
 




3.1.5 Objek : Bawang merah (Allium cepa)
Keterangan :
  1. Kuncup utama
  2. Sisik
  3. Kuncup samping
  4. Batang
  5. Folium
  6. Modifikasi daun
  7. Akar serabut
 


3.1.6 Objek : Akasia (Accacia mangium)
Keterangan :
  1. Nodus
  2. Internodus
  3. Folium
 






3.1.7 Objek : Markisa (Possiflora quadrangularis)
Keterangan:
  1. Folium
  2. Bentuk batang
  3. Batang
  4. Nodus
  5. Sulur
  6. Internodus
 

3.1.8 Objek : Rumput Teki (Cyperus rotundus)


Keterangan :
  1. Batang
  2. Folium
  3. Akar serabut
  4. Bentuk batang
 



















3.1.9 Objek : Kaktus pipih (Opuntia vulgaris Mill)
Keterangan :
  1. Akar
  2. Daunnya kecil sekali
  3. Batang
 


3.1.10 Objek : Uwi (Dioscoera allata)
Keterangan :
  1. Folium
  2. Nodus
  3. Internodus
  4. Bentuk batang
 






3.2 Pengamatan
No.
Nama Tumbuhan
Bagian
Keterangan yang diamati
1
Sawi (Brassica juncea)
  1. Batang
  2. Tangkai daun
  3. Daun (folium)

Bentuk batang teres, warna batang hijau keputih-putihan, termasuk planta caulis, batang basah
2
Bakung (Hymenocalis littoralis)
  1. Batang
  2. Sisik
  3. Kuncup utama
  4. Akar serabut

Termasuk planta acaulis, warna batang putih susu, tekstur batang herbaceous
3
Bayam (Amaranthus hybridus)
  1. Nodus
  2. Internodus
  3. Folium

Termasuk planta caulis, tekstur batang basah, warna batang hijau keputih-putihan
4
Bawang merah (Allium cepa)
  1. Kuncup utama
  2. Sisik
  3. Kuncup samping
  4. Batang
  5. Folium
  6. Modifikasi daun
  7. Akar serabut

Bentuk batang teres, warna batang putih susu, tekstur batang licin, memiliki batang yang tidak nyata
5
Akasia (Accacia mangium)
  1. Nodus
  2. Internodus
  3. Folium

Bentuk batang teres, termasuk planta caulis, berkayu (lignosus), tekstur batang kasar, warna coklat
6
Markisa (Possiflora quadrangularis)
  1. Folium
  2. Batang
  3. Nodus
  4. Sulur
  5. Internodus

Bentuk batang bersegi (quadrangularis), warna hijau, permukaan licin, teksturnya herbaceous menjalar. Terdapat sulur pada ketiak daun dan mendukung daun-daun kecil
7
Rumput Teki (Cyperus rotundus)
  1. Batang
  2. Folium
  3. Akar serabut

Bentuk batang bersegi (triangularis), warna hijau, permukaan licin, teksturnya calamus, termasuk plant caulis, tumbuh tegak. Terdapat alur-alur yang jelas terlihat
8
Jagung (Zea mays)
  1. Daun
  2. Internodus
  3. Nodus

Bentuk batang teres, warna hijau kekuningan, permukaan licin, tekstur calamus, arah tumbuh tegak lurus, tidak bercabang. Terdapat ruas-ruas yang jelas dan buku-buku
19
Kaktus pipih (Opuntia vulgaris Mill)
  1. Akar
  2. Daunnya kecil sekali
  3. Batang

Bentuk batang pipih (cladodia), permukaan kasar, warna hijau, tekstur herbaceous, arah tumbuh tegak lurus. Pada permukaan terdapat tempat tumbuhnya duri bercabang
10
Uwi (Dioscoera allata)
  1. Folium
  2. Nodus
  3. Internodus

Bentuk batang bersegi (quadrangularis), warna hijau, permukaan bersayap, tekstur calamus, arah tumbuh membelit kekiri dan kekanan

3.3 Pembahasan
Sawi (Brassica juncea)
Pada batang sawi berbentuk teres (bulat) dengan ciri-ciri berwarna hijau keputih-putihan, batangnya basah, termasuk planta acaulis (tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada). Hal ini disebabkan disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula). Bagian-bagian dari sawi antara lain daun (folium), tangkai daun, dan batang.

Bakung (Hymenocalis littoralis)
Tumbuhan bakung termasuk planta acaulis, sama halnya seperti sawi. Warna batangnya putih susu dan memiliki tekstur herbaceous. Bagian dari bakung antara lain batang, sisik, kuncup utama, folium dan akar serabut.

Bayam (Amaranthus hybridus)
Pada batang bayam berbentuk teres (bulat) dengan ciri warna batang berwarna hijau keputih-putihan, tekstur batang basah dan termasuk planta caulis. Batang bayam memiliki ruas dan buku walaupun tidak terlihat jelas.

Bawang merah (Allium cepa)
Bawang merah memiliki batang yang tidak nyata. Ciri-ciri batangnya yaitu warna batang putih susu, tekstur batang licin, dan bentuk batang teres (bulat). Bagian bawang merah antara lain kuncup utama, sisik, kuncup samping, batang, daun, modifikasi daun dan memiliki akar serabut.

Akasia (Accacia mangium)
Pada batang akasia berbentuk teres (bulat) dengan ciri-ciri berwarna cokelat dengan permukaan kasar dengan arah tumbuh tegak dan terdapat ruas dan buku yang terlihat jelas. Akasia merupakan planta caulis dan termasuk batang berkayu (lignosus).
Markisa (Possiflora quadrangularis)
Pada batang markisa berbentuk bersegi (angularis), yaitu segi empat (quadrangularis) dengan ciri-ciri berwarna hijau dengan permukaan licin dengan arah tumbuh menjalar dan terdapat sulur pada ketiak daun untuk mendukung daun-daun kecil.

Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Pada batang teki berbentuk bersegi yaitu segitiga (triangularis) dengan ciri warna hijau dan permukaan licin dengan arah tumbuh tegak dan terdapat alur-alur yang jelas terlihat.

Uwi (Dioscoera allata)
Pada batang uwi berbentuk bersegi yaitu bersegi empat (quadrangularis) dengan ciri-ciri warna hijau permukaan licin dan arah tumbuh membelit kekiri dan ke kanan dan bias menjalar seperti ubi, dengan satu umbi dibawah tanah yang cukup besar kerap kali dalam ketiak daun dengan umbi batanmg berpuntir kekiri, bersayap, gundul dan tunggal yang atas berhadapan, tangkai bersayap hijau atau ungu dengan helaian daun bulat telur.

Kaktus (Opuntia vulgaris Mill)
Batang berbentuk pipih (kladodia) dengan bentuk atau ciri-ciri warna hijau permukaan licin arah tumbuh tegak lurus menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Pada permukaan daun terdapat tempat tumbuhnya duri bercabang, masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan.

Batang jagung (Zea mays .L)
Bentuk batang pada daun berbentuk bulat (teres) dengan warna hijau kekuning-kuningan, lain dengan arah tumbuh tegak lurus dan tidak bercabang, terdapat ruas-ruas yang jelas dan buku-buku yaitu tempat tumbuhnya helaian daun.

BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatn yang dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu antara lain :
1. Dilihat dari perbandingan tumbuhan yang berbatang (planta caulis) dan tumbuhan tak berbatang (planta acaulis) yang termasuk tumbuhan planta caulis adalah bayam, jagung, dan akasia sedangkan yang termasuk tumbuhan planta acaulis adalah sawi, bakung dan bawang merah.

2. Dari berbagai bentuk batang yang diantaranya markisah berbentuk segiempat (quadrangularis) dan batang teki juga berbentuk bersegi yaitu segitiga (triangularis) dan uwi juga bersegi empat. Sedangkan kaktus berbentuk pipih (kladodia) dan batang jagung berbentuk bulat (teres).

4.2 Saran
- Bahan-bahan yang akan dipraktikumkan tidak sulit dicari, dan sebaiknya disediakan oleh lab.











DAFTAR PUSTAKA


Pudjoarinto. 1995. Botani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Sumardi, I dan A. Pudjoartanto. 1983. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. UGM: Yogyakarta.
Tjiptrosopomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. UGM: Yogyakarta.



0 komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat