Rabu, 12 Desember 2012

HASIL PENELITIAN PEMANFAATAN MEDIA LIMBAH SERBUK GERGAJI, PASIR DAN BATA MERAH DALAM MENENTUKAN KUALITAS PENGASINAN TELUR BEBEK



HASIL PENELITIAN
PEMANFAATAN MEDIA LIMBAH SERBUK GERGAJI, PASIR DAN BATA MERAH DALAM MENENTUKAN KUALITAS PENGASINAN TELUR BEBEK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rancangan Percobaan






Disusun Oleh:
Andi Rizal                            2224101018
Bunda Embun P.                  2224100425
Mahmudin                            2224100072
Riska Julianasari                   2224101543
Andry Gunawan                  2224100429


Kelas V A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Telur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya adalah telur ayam, telur puyuh, dan telur itik. Bobot dan ukuran telur itik rata-rata lebih besar, namun karena baunya yang amis, telur itik jarang digunakan dibandingkan dengan telur ayam. Sebagai usaha untuk mengurangi bau amis tersebut maka telur itik diolah menjadi telur asin, hal ini memungkinkan karena telur itik memiliki pori-pori telur yang besar. Pori-pori ini menguntungkan saat proses pengasinan karena garam bisa lebih terabsorbsi kedalam telur dibanding telur lainnya. (Marssy, 2007).
Sejak zaman dahulu masyarakat kita telah mengenal pengasinan sebagai salah satu upaya untuk mengawetkan telur atau memperpanjang masa simpan, mengurangi rasa amis dan menciptakan rasa yang khas. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membuat telur asin yaitu perendaman dalam larutan garam jenuh dan pemeraman dengan tiga jenis adonan yaitu menggunakan tanah liat, abu dapur maupun serbuk bata merah. Masing-masing cara akan memberikan hasil yang berbeda satu sama lain misalnya, pada penggunaan media pengasinan serbuk bata merah menghasilkan warna kuning telur keemasan sedangkan media abu dapur, hasil telur asin kurang begitu menarik karena bagian kuning telurnya pucat kehitaman. (Soepardi,Goeswono. 1989).
Sampai saat ini belum pernah dilakukan pembuatan telur asin dengan menggunakan media adonan limbah serbuk gergaji atau pasir, mengingat tekstur dari bahan ini maka dimungkinkan dapat digunakan sebagai media/pembalut pada pembuatan telur asin. Di sekitar kita pasir ini mudah didapatkan, demikian juga limbah serbuk gergaji, pemilihan serbuk gergaji ini selain bertujuan memanfaatkan limbah serbuk gergaji yang belum begitu luas, baru sebatas untuk bahan bakar, sehingga perlu dipikirkan pemanfaatan lain diantaranya digunakan sebagai media pengasinan telur, juga warna limbah gergaji ini yang mirip dengan serbuk bata merah, apabila digunakan sebagai media pengasinan telur diharapkan dapat menghasilkan telur asin yang mirip hasil telur asin dengan media serbuk bata merah.

1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalahbagaimana kualitas (warna kuning telur, tingkat keasinan, warna cangkang telur, dan tingkat keawetan) telur bebek di tinjau dari perbedaan bahan pembuatan dengan penggunaan limbah serbuk gergaji, pasir, dan bata merah.
1.3    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan berbagai bahan yaitu limbah serbuk gergaji, pasir, dan bata merah, dalam menentukankualitas pengasinan telur bebek.

1.4    Manfaat Penelitian
Penelitian yang kami lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
a.    Bagi masyarakat sekitar dapat memberikan informasi mengenai penggunaan bahan pembuatan telur asin.
b.    Dapat mengetahui penggunaan limbah serbuk gergaji yang dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan telur asin.
c.  Bagi peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Telur Asin
2.1.1        Definisi
Telur asin adalah istilah untuk makanan yang berbahan telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Telur yang biasanya di buat telur asin adalah telur itik.Telur asin ini bersifat praktis dan dapat dipadukan dengan berbagai masakan. Telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat.
Pada dasarnya proses pembuatan telur asin ini ada beberapa cara. Namun kebanyakan orang lebih memilih dengan cara direndam atau di balut dalam adonan garam dicampur dengan serbuk bata merah, tanah liat, atau abu gosok. Untuk mengetahui secara pasti kondisi telur yang akan diasinkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan seperti terlebih dahulu bahwa telur-telur yang akan diperiksa tersebut merupakan telur yang belum pernah dierami sama sekali, sehingga kemungkinan adanya janin didalamnya dapat dihindari, dengan cara merendamnya dalam air apabila telur tersebut mengapung berarti telur tersebut berkualitas baik. Disamping itu, harus dihindari juga penggunaan telur yang telah mengalami keretakan atau pecah kulit, karena selama dalam perendaman putih telurnya akan menerobos keluar dan membuat larutan perendamannya berbau busuk.


2.1.2        Manfaat TelurAsin
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 dari seluruh bulatan telur mengandung jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untukmempertahankankualitastelur. 
Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam-macam telur adalah : telur ayam, telur bebek, telur puyuh dan lain-lain. 
Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan. Dengan pengasinan, rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk dan rasanya enak.




2.1.3        Proses Pengasinan Telur Bebek
Pada pembuatan telur asin garam NaCl yang ditambahkan pada media pengasinan berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan sekaligus bahan pengawet, karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba, menghambat kerja enzim proteolitik dan menyerap air dari dalam telur. Berkurangnya kadar air menyebabkan telur menjadi lebih awet. Garam NaCl akan masuk kedalam telur melalui pori-pori kulit menuju bagian putih dan akhirnya kebagian kuning telur. Garam NaCl mula-mula akan diubah menjadi ion Natrium (Na+) dan ion klor (Cl-). Ion klor inilah yang sebenarnyaberfungsi sebagai bahan pengawet dengan menghambat pertumbuhan mikroba pada telur. Pengasinan telur yang biasa dilakukan dengan cara telur dibungkus dengan adonan media pengasinan, selanjutnya diperam. Pemeraman yang umum dilakukan selama 1 – 2 minggu.Makin lama diperam dengan adonan makasemakin banyak garam yang terabsorbsi kedalam telur, sehingga semakin awet dan asin.Demikian juga semakin banyak garam yang ditambahkan pada media adonan maka telur semakin asin.Setiap orang mempunyai selera berbeda mengenai rasa ini, oleh karena itu penggunaan garam pada waktu pengasinan perlu dibatasi.(Marssy, 2007).
Pembuatan telur asin selama ini masih berdasar kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga belum pernah ada uji terhadap kemurnian kadar garam NaCl yang digunakan untuk membuat media pengasinan, media awal yang digunakan sudah ada garamnya atau belum sehingga berapa garam NaCl yang harus ditambahkan secara tepat kedalam media pengasinan belum pernah teruji.Apabila dari awal sudah diketahui dan diperhitungkan kadar garam NaClnya maka penambahan garam NaCl berikutnya (setelah pembongkaran telur asin yang pertama), maka komposisi garam NaCl yang akan ditambahkan pada media pengasinan dapat diperhitungkan agar diperoleh produk telur asin yang sama kualitasnya serta cita rasa dan teksturnya seperti pengolahan yang pertama. Pada kenyataannya pengrajin telur asin ini tidak pernah terpikirkan berapa besar garam NaCl yang digunakan pada saat membuat adonan media pembalut telur tadi telah terabsorbsi ke dalam telur dan apakah aman atau tidak bagi konsumen yang mengkonsumsinya terlebih-lebih bagi mereka yang mengidap penyakit hipertensi. Secara standar adanya NaCl dalam telur asin ini memang belum dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan melalui Standard Nasional Indonesia, akan tetapi sebenarnya sudah banyak produk bahan berasa asin yang telah distandardisasi seperti, mentega, kecap asin, sarden dan masih banyak produk lainnya yaitu dengan besaran kadar NaCl 2-4 % b/b. Berasumsi bahwa produk telur asin merupakan produk makanan yang berasa asin maka standar produk bahan berasa asin tadi (mentega, kecap asin, sarden,dll) dapat digunakan sebagai acuan. Pengembangan teknologi pengasinan telur dengan berbagai variasi media yang ada disekitar kita serta memanfaatkan limbah serbuk gergaji maka perlu dilakukan pembuatan telur asin dengan menggunakan limbah serbuk gergaji dan adonan pasir yang belum pernah dicoba maupun yang pernah dicoba seperti media serbuk bata merah atau tanah liat dengan komposisi terukur, serta menguji besarnya kadar garam NaCl kedalam telur dengan perlakuan waktu pemeraman yang bervariasi.
Teknologi pengasinan dengan berbagai media pengasinan ini sekaligus menguji kadar NaCl yang terabsorbsi ke dalam telur setelah mengalami perlakuan pemeraman dengan variasi waktu tertentu diharapkan dapat mengetahui media dan waktu yang paling efektif untuk mendapatkan kadar NaCl yang sesuai dengan produk-produk makanan asin.
Prinsip pengawetan telur adalah untuk Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur dan mencegah keluarnya air dari dalam telur. Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama kulitnya, antara lain Proses pendinginan, Proses pembungkusan kering, Proses pelapisan dengan minyak, Proses pencelupan dalam berbagai cairan

      Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknikpenanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya. Telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. 
Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu:
1. Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering
2. Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh
3. Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.

2.1.4        Kualitas Telur Asin
Kualitastelur ditentukan oleh :
·      Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur).
·      Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan dan kebersihan kulit telur).
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot.
Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan. 















BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan pada 20 Oktober  2012 di perumahan Pakupatan, di tempat yang bersih dan terbuka.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah, Ember plastik, panci, Kompor atau alat pemanas, Alat pengaduk, Stoples atau alat penyimpan.Penumbuk, dan saringan.
Bahan dan pereaksi yangdigunakan dalam penelitian ini adalah : telur itik, media pengasinan pasir, serbuk gergaji, dan bata merah, air bersih, garam dapur.

3.4    Cara Kerja
Langkah kerja yang penulis lakukan saat melakukan penelitian ini adalah:
a.        Menentukan telur bebek yang baik
Dalam pembuatan telur asin ini yang di gunakan adalah telur bebek, ciri telur bebek yang baik untuk di buat telur asin adalah tlur yang belum pernah dierami sama sekali, sehingga kemungkinan adanya janin didalamnya dapat dihindari, dengan cara merendamnya dalam air apabila telur tersebut mengapung berarti telur tersebut berkualitas baik. Disamping itu, harus dihindari juga penggunaan telur yang telah mengalami keretakan atau pecah kulit, karena selama dalam perendaman putih telurnya akan menerobos keluar dan membuat larutan perendamannya berbau busuk.


b.        Pembuatan Telur Asin
Pembuatan telur asin ini dilakukan dengan tiga jenis media pengasinan yang berbeda yaitu limbah serbuk kayu, pasir dan bata merah. Cara pembuatannya sebagai berikut:
No.
Cara Kerja
Gambar
1.
Memilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk). 
auto20121020-103211



2.

Membersihkan Telur dengan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian keringkan. 
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-101728.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-103148.jpg
3.
Mengamplas seluruh permukaan teluragar pori-porinya terbuka. 
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-111818.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-111637.jpg



4.
Menghaluskan bahan-bahan untuk membuat adonan.
Description: Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-125327.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-125246.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-103416.jpg

Text Box: Serbuk GergajiText Box: Bata MerahText Box: PasirDescription: Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-103416.jpgDescription: Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-103416.jpgDescription: Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-103416.jpg
4.
Membuat3 jenis adonan pengasinan :
o 3 cup Bata merah halus + 1 cup garam dapur + air
o 3 cup pasir halus + 1 cup garam dapur+ air
o 3 cup serbuk gergaji halus + garam dapur + air
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-113738.jpg
Pasir
 
Bata Merah
 
Serbuk Gergaji
 
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-125434.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-114008.jpg
5.
Adonan di aduk sampai adonan berbentuk pasta. 
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-114935.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-113611.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-125353.jpg
Pasir
 
Serbuk Gergaji
 
Bata Merah
 





6.
Telurdibungkus  dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1-2 mm. 

Pasir
 
Serbuk Gergaji
 
Bata Merah
 
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-010747.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-010025.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-114333.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-010435.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-114302.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-125859.jpg
7
Telur disimpan dalam wadah (baskom) plastik selama 14 hari.
Telur dijaga agar tidak pecah, dan disimpan ditempat yang bersih dan terbuka.
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121020-010828.jpg
8
Setelah 14 hari disimpan, telur di bersihkan dari adonan kemudian direbus hingga matang.

Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-114603.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-112543.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-112406.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-112330.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-112310.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-112122.jpg
9
Telur dikupas dan diteliti Melihat kenampakkan masing-masing telur



Pasir
 
Serbuk Gergaji
 
Bata Merah
 
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-123537.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-123559.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-123623.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022052.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022141.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022115.jpg                                                                                     Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022141.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022115.jpgDescription: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022052.jpg





c.              Pengawetan telur asin
Setelah telur asin dari masing-masing bahan adonan diketahui rasa, warna kuning telur serta tekstur cangkang telur , telur disimpan di dalam ruangan hingga tercium bau busuk , kemudian lama waktu pengawetan masing-masing telur dari bahan yang berbeda di catat pada tabel hasil pengamatan.















3.5     Pengambilan Data
Dalam proses pengambilan data kualitas telur ini dilakukan dengan beberapa tahapan berikut:
·                Pengambilan hasil pengasinan telur dari ketiga jenis media pengasinan yaitu limbah serbuk kayu, pasir, dan bata merah,
·                Mencatat hasil tersebut kedalam format yang telah dibuat seperti di bawah ini :
No
Media Pengasinan
Karakteristik kualitas
Tekstur cangkang telur
Rasa
Warna Kuning Telur
Keawetan
1.
Serbuk kayu




2.
Pasir




3.
Bata Merah




Kriteria yang diharapkan :
·      Tekstur cangkang telur asin yang baik adalah Halus (tidak berbintik)
·      Rasa telur asin yang baik adalah tidak hambar dan tidak terlalu asin
·      Warna kuning telur asin yang baik adalah  kuning keemasan tidak pucat kehitaman.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Tabel hasil percobaan pembuatan telur asin

NO.

KRITERIA
PERBEDAAN
BATA MERAH
SERBUK GERGAJI
PASIR
1.
Warna Kuning Telur

Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022141.jpg
Kuning Kemerahan
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022115.jpg
Kuning Pucat
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-022052.jpg
Kuning
2.
Tekstur Cangkang Telur
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-123623.jpg
Berbintik Putih
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-123559.jpg
Berbintik Merah
Description: C:\Users\Login System\Pictures\rancob\auto20121107-123537.jpg
Halus
3.
Rasa Asin
Sangat Asin
Asin
Asin




Tabel hasil pengawetan telur
No.
BAHAN ADONAN
TANGGAL PANEN
TANGGAL PENGAWETAN MAKSIMAL
TANGGAL PEMBUSUKAN
1
Bata merah
20 Oktober 2012
10 November 2012
8 November 2012
2
Pasir
5 November 2012
3
Serbuk gergaji
3 November 2012

Grafik Keawetan Telur Asin



4.2       Pembahasan
Telur yang direndam di dalam larutan garam akan mengalami osmosis karena telur tersebut ditempatkan pada lingkungan yang konsentrasinya lebih encer daripada di dalam telur (isi telur). Kita anggap telur sebagai sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membran yang bersifat selektif permeable, kuning telur sebagai inti. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan air dan garam masuk ke dalam telur melewati membran/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin setelah perendaman 14 hari, hal ini sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah(hipotonik) ke konsentrasi yang lebih tinggi(hipertonik).
Pembuatan telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan daya simpan telur. Secara tradisional telur asin biasanya dibuat dari telur itik dan memiliki daya simpan antara 1-3 minggu. Ketahanan simpan ini dikarnakan kadar garam yang tinggi. (Kus Sri Martini dkk : 2010).
Telur asin berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, posisi kuning telur berada ditengah-tengah, bukan dipinggir juga tidak banyak terdapat rongga dan rasa asin tidak menyengat.Untuk kriteria telur asin setiap orang berbeda-beda. Rasa asin telur berbeda-beda banyak factor yang mempengaruhinya seperti: Perbedaan ketebalan cangkang telur pada saat pengamplasan. Tebal tipisnya adonan yang dibalutkan kekulit telur juga dapat mempengaruhi rasa asin pada telur dan lama pengasinan (Gsianturi: 2003).
Pada tabel hasil percobaan telur asin yang menggunakan 3 bahan yang berbeda yaitu Bata merah, Pasir dan Serbuk gergaji memiliki perbedaan hasil yaitu Rasa, warna kuning telur, tekstur cangkang telur dan keawetan.
Pada telur asin yang menggunakan adonan Bata Merah  warna kuning telur agak kemerahan ini sesuai dengan kriteria warna kuining telur yang baik adalah kuning kemerahan. Selain warna kuning telur tekstur cangkang telur setelah dibersihkan terdapat bintik-bintik keputihan, dan rasa pada telur sangat asin, ini membuktikan bahwa semakin asin telur maka telur semakin awet.
Pada adonan yang menggunakan adonan Serbuk Gergaji warna kuning telur yang dihasilkan berbeda dengan warna kuning telur yang tampak dari telur dengan adonan Bata merah, yaitu kuning pucat cenderung putih. Tekstur cangkang telur berbintik merah serta rasa yang dihasilkan tidak terlalu asin.
Telur yang di lapisi adonan pasir, warna kuning telur yang dihasilkan berwarna kuning seperti warna kuning telur biasanya, tekstur cangkang telur halus tidak berbintik dan rasanya asin namun tidak asin seperti pada Bata Merah.
Bata merah adalah bata biasa yang sering digunakan untuk struktur dinding, dan dapat dibeli pada toko-toko bahan bangunan. Bahan dasar yang umum digunakan adalah tanah lempung, yang dibakar dengan suhu sekitar 500°C, umumnya bata merah dibuat secara tradisional, sehingga ukuran, warna, dan bentuknya berbeda-beda. Sehinga sering ditemukan bata berwarna merah muda, merah kekuning-kuningan, atau merah kehitam-hitaman (Rifany, Dian: 2010).Hasil penelitian BPTP Kaltim menunjukkan bahwa bahan untuk pembuatan telur asin yang paling bagus adalah batu bata merah. Adapun bahan pembuatan telur asin adalah telur itik segar, batubata merah yang dihaluskan dan garam beryodium dengan jumlah 5% dari berat batubata merah (kaltim.litbang:2011).

Kadar NaCl telur asin pada media serbuk gergaji denganwaktu pemeraman (0, 4, 8, 12, 16, 20) hari berturut-turut adalah 0,453%; 0,650%; 1,453%;2,403%; 3,183% dan 4,080%. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan ANOVA duajalan yang dilanjutkan dengan uji Dunnett menunjukkan ada beda nyata di antara seluruhwaktu pengasinan dari media sebuk gergaji yang digunakan untuk penelitian diteliti. Lamawaktu pemeraman untuk mendapatkan produk telur asin yang disukai oleh konsumen dansesuai dengan kriteria makanan berasa asin adalah pada hari ke 12 dan 16 dengan kadar NaCl 2-4 %.(kaltim.litbang:2011)
Dari grafik tingkat keawetan telur, ketiga bahan yang digunakan yaitu bata merah, pasir dan serbuk gergaji memiliki keawetan yang berbeda yang ditandai dengan telur yang mengeluarkan bau busuk dan cangkang telur menghitam pada bagian bawah (searah dengan rongga udara), yaitu pada bata merah keawetan telur mencapai 19 hari terhitung dari hari panen. Pada telur dengan bahan pasir keawetan telur mencapai 17 hari dan pada bahan serbuk gergaji keawetan mencapai 14 hari terhitung dari hari panen.
Dengan demikian, dari hasil pengamatan dari ketiga bahan yang berbeda seperti Bata Merah, serbuk gergaji dan pasir terdapat perbedaan kualitas telur.Pada setiap bahan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.Pada bahan bata merah kualitas telur sangat baik seperti kuning telur kemerahan rasa dan merupakan bahan yang biasa digunakan masyarakat sebagai bahan pembuatan telur asin, tetapi memiliki kekurangan seperti cangkang telur yang berbintik putih dan rasa asin yang menyengat tetapi dapat memperlama masa awet.Pada telur dengan bahan pasir rasa warna cangkang telur halus tanpa bintik dan rasa asin tidak terlalu asain tetapi tidak terlalu awet dari bahan bata merah dan warna kuning telur tidak begitu menarik yaitu berwarna kuning.Kualitas telur asin yang menggunakan bahan serbuk gergaji tidak begitu baik terlihat dari warna kuning telur yang pucat, warna cangkang telur yang berbintik merah, tidak terlalu awet (14 hari) karena rasa asin tidak terlalu asin.
Dari penelitian telur asin ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengasinkan telur dengan menggunakan berbagai macam adonan pengasin, dengan memakai Bata Merah, Pasir, dan Serbuk Gergaji.Untuk mengetahui kualitas telur asin berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, kering (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, posisi kuning telur berada di tengah-tengah, bukan dipinggir, tidak terdapat rongga dan rasa asin tidak menyengat.

KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan telur asin maka didapat kesimpulan bahwa:
·      Media serbuk gergaji dan pasir dapat dimanfaatkan untuk media pengasinan telur seperti media pengasinan bata merah.
·      kualitas telur asin berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, kering (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, posisi kuning telur berada di tengah-tengah, bukan dipinggir, tidak terdapat rongga dan rasa asin tidak menyengat.
·      Dari hasil pengamatan dari ketiga bahan yang berbeda seperti Bata Merah, serbuk gergaji dan pasir terdapat perbedaan kualitas telur. Pada setiap bahan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
·      Pada bahan bata merah kualitas telur sangat baik seperti kuning telur kemerahan rasa dan merupakan bahan yang biasa digunakan masyarakat sebagai bahan pembuatan telur asin, tetapi memiliki kekurangan seperti cangkang telur yang berbintik putih dan rasa asin yang menyengat tetapi dapat memperlama masa awet.
·      Pada telur dengan bahan pasir rasa warna cangkang telur halus tanpa bintik dan rasa asin tidak terlalu asain tetapi tidak terlalu awet dari bahan bata merah dan warna kuning telur tidak begitu menarik yaitu berwarna kuning.
·      Kualitas telur asin yang menggunakan bahan serbuk gergaji tidak begitu baik terlihat dari warna kuning telur yang pucat, warna cangkang telur yang berbintik merah, tidak terlalu awet (14 hari) karena rasa asin tidak terlalu asin
·      Tingkat kesukaan konsumen terhadap produk telur asin yang paling tinggi adalah pada media bata merah kemudian diikuti pasir dan serbuk gergaji.

DAFTAR PUSTAKA

Gsianturi. 2003. Telur Asin Aman Dan Penuh Gizi. tersedia padahttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0302/21/195529.htm. padatanggal21 Februari 2003.
Kus Sri Martini & Sri Retno Dwi Ariani. 2010. Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari. Surakarta: UNS Press
Mahayana, Argoto dan Nur Hidayati.Modifikasi Teknologi Pengasinan Telur Melalui Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji dan Pasir terhadap Absorbsi Garam NaCl.Program Studi D3 Analis Kimia Universitas Setia Budi Surakarta, Program studi D3 Analis Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta.pdf
Nur RizqiB. 2011.Pembuatan Telur Asin yang Tepat.http://kaltim.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/info-teknologi/58-ternak/163-pembuatan-telur-asin-yang-tepat(diakses 9 Desember 2012 pukul. 13:24 WIB)
Rifany, Dian Kurniaty.2010. Bata Ekspos Sebagai Sebagai Alternatif Material Dinding Untuk Rancangan Bangunan.Jurnal.Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Tadulako.
Serbuk Gergaji dan Pasir terhadap Absorbsi Garam NaCl.pdf
Sutrisno, Koswara. Perbaikan proses pengasinan telur. Ayam dan Telur, 63,1991: 35-36. Telur asin. Dalam : Paket industri pangan. Bogor: Pusbangtepa-IPB, s.a. Hal. 4.


LAMPIRAN